Wednesday, May 31, 2017

Udin, Satria Londut Pejuang Tanaman Jengkol untuk Lawan Sawit

Bang Udin Menanam Bibi Jengkol di Polybag

Bagi sebagian orang yang tidak suka, mungkin akan menghindari jengkol. Tapi tidak bagi Udin Londut dan penduduk Desa Londut, Kecamatan Kuala Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Jengkol mulai merupakan komoditas penting yang menguntungkan perekonomian dan kehidupan mereka.

Udin di Pembibitan

Perjuangan Bang Udin(33 tahun), mengajak masyarakat desanya untuk menanam jengkol memang luar biasa. Bersama sobatnya, Pak Ali, awalnya ia menanam jengkol di kebunnya pada 2012. Ilmu menanam, ia pelajari dari Pak Ali yang sudah dulu memiliki pohon jengkol. “Belajar dari sobat saya yang menetap di Bandung. Dia sudah punya tanaman jengkol,” ujarnya usai penganugerahan Pria Pejuang Pangan 2016 di kawasan Gubernuran, Medan, Ahad (16/10/2016)

Udin pun menanami lahan satu hektare miliknya itu dengan jengkol, jumlahnya 120 – 150 pohon dengan jarak tanam 10 meter antar-pohon. Alasan utamanya adalah jengkol mudah dikembangkan. Saat usia lima tahun, pohon ini mampu menyediakan biji berkualitas untuk dijadikan bibit. “Hanya butuh dibersihkan saja sekitar tiga kali setahun,” ujar pria dua anak ini. Setelah itu, pohon makin produktif berbuah.”

Agar lebih maksimal dalam memanfaatkan lahan, Udin juga bertanam tumpang sari seperti cabai di sela pohon jengkolnya. Hasilnya cukup bagus dan bisa menambah pendapatan keluarga. “Meski harga jengkol saat ini belum tinggi, per kilogramnya hanya dihargai Rp 20ribu – 25 ribu, namun kami tetap menanam.”

Jengkol Organik Kw 1 Pesanan Pesta Alternatif Penganti Ayam Boiler

Kembali Udin menuturkan, jika pohon jengkol berbuah lebat, dalam dua kali panen bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp 46 juta. Pohon jengkol pun masih produktif hingga usia 30 tahun. “Puluhan ton jengkol yang kami hasilkan itu dipasarkan ke Pasar Sambu Medan dan Pekanbaru dan kota kota besar terdekat. Kalau mau membeli jengkol bisa hubungi kami,” ujarnya sambil tersenyum mempromosikan hasil kebunnya.

Selain cukup menguntungkan dari sisi ekonomi dan perawatan, pohon jengkol pun berguna untuk melindungi lingkungan agar tetap lestari dan aman. Tanaman jengkol, kata Udin, akarnya menahan tanah agar tidak longsor. Ribuan pohon jengkol yang mereka tanam di lahan-lahan berbukit, terbukti membuat bukit Aek Kolim dan Bangun Selamat terjaga dan jauh dari longsor.

Apa yang membuat Udin beserta warga begitu semangat menanam jengkol? Ini dikarenakan, lahan masyarakat Desa Londut kebanyakan  di tanam Karet dan Sawit  sejak jaman Belanda ataupun nenek kakek mereka. Perkembangan harga komoditas karet beberapa tahun belakangan ini sungguh memprihatinkan. Selain itu perlunya suatu wawasan ide kreatif selain menanam tanaman produksi pabrik. Jengkol adalah ide tanaman pangan yang menjadi favorite dan khas yang banyak digemari. Perjuangan dengan menanam pohon jengkol kemudian merupakan pilihan utama.

“Jengkol lebih unggul dalam hal ekonomi ketimbang sawit. Tanaman jengkol juga berguna menjaga lingkungan agar tetap lestari. Akarnya, bisa menahan tanah agar tidak longsor,” paparnya.

 Salah satu dari Berpuluh Puluh Karung Jengkol kualitas Terbaik Bang Udin

Kini, di lahan sekitar Desa Londut sudah ditanami tak kurang 2.000 pohon jengkol. Udin bersama masyarakat tidak kesulitan merawatnya, karena jengkol tidak membutuhkan pupuk, apalagi pupuk kimia. Dan tanpa rasa lelah, Udin terus mengajak warga dan kepala desa setempat untuk menanam jengkol selain merica.  “Awalnya, pak kepala desa ragu, tapi setelah melihat hasilnya, dia ikut menanam dan mendukung usaha kami.”

Udin tak hanya mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat setempat, tetapi juga terlibat aktif dalam mempertahankan dan melestarikan bahan pangan, serta berandil mejaga lingkungannya. Atas dedikasinya itu, dia dipilih sebagai satu dari sembilan Pria Pejuang Pangan 2016.

1 comment:

  1. Saya tertarik budidaya jengkol. Boleh minta no hp bằng udin londut. Tks

    ReplyDelete